Mobil Listrik Murah vs LCGC – Belakangan ini, banyak orang mulai ngerasa galau soal pilih mobil baru. Di satu sisi, harga BBM makin nggak jelas arahnya.

Naik, turun, lalu naik lagi. Di sisi lain, mobil listrik makin ramai karena harganya sekarang jauh lebih masuk akal, bahkan sudah ada model di bawah Rp300 juta.

Dua pilihan yang paling sering dibandingkan akhirnya mengerucut ke mobil listrik murah dan LCGC. Mobil listrik murah contohnya Wuling Air ev, Seres E1, sampai Neta V-II.

Sementara LCGC itu mobil rakyat yang terkenal irit dan terjangkau seperti Honda Brio Satya, Toyota Agya/Calya, atau Daihatsu Ayla/Sigra.

Nah, pertanyaannya… kalau kamu mau beli untuk dipakai jangka panjang, lebih cuan yang mana? Di artikel ini kita kupas habis — dari harga beli, biaya harian, perawatan, sampai nilai jual kembali.

Mobil Listrik Murah vs LCGC

Mobil Listrik Murah vs LCGC

Ronde 1: Harga Beli dan Insentif Pemerintah

Mobil listrik murah vs LCGC di ronde pertama akan membahas soal harga!

Dari sisi harga awal, LCGC masih memimpin karena banyak model yang varian tertingginya masih di bawah Rp200 juta. Mobil listrik entry-level memang sedikit lebih tinggi, biasanya di kisaran Rp220 sampai Rp300 jutaan.

Tapi situasi berubah ketika kita masuk ke ranah pajak. LCGC kini dikenakan PPnBM sebesar tiga persen.

Baca juga: Mobil Matic Murah Di Bawah 30 Juta

Sebaliknya, mobil listrik hanya membayar PPN sebesar satu persen dari total sebelas persen. Insentif ini membuat harga EV terasa jauh lebih masuk akal dan selisihnya tidak lagi sejauh yang dibayangkan.

Pada ronde ini, LCGC tetap unggul dari harga beli awal, tetapi mobil listrik sudah semakin dekat dan mulai “menggoda” berkat insentif pajak besar yang memang dirancang untuk mempercepat adopsi EV.

Ronde 2: Biaya Operasional dan Energi

Saat membandingkan biaya harian, mobil listrik mulai tampil garang. LCGC dengan konsumsi rata-rata sekitar satu liter untuk lima belas kilometer, pada harga Pertalite atau Pertamax sekarang, menghasilkan biaya perjalanan sekitar enam ratus lima puluh hingga delapan ratus rupiah per kilometer.

Mobil listrik bekerja dengan pola konsumsi berbeda. EV entry-level biasanya menghabiskan sekitar sepuluh hingga dua belas kWh untuk seratus kilometer perjalanan.

Bila menggunakan tarif listrik rumah tangga sekitar seribu tujuh ratus rupiah per kWh, biaya jalannya hanya sekitar seratus tujuh puluh hingga dua ratus rupiah per kilometer.

Untuk jarak seribu kilometer per bulan, LCGC bisa menghabiskan tujuh sampai sembilan ratus ribu rupiah, sementara EV hanya berada di kisaran seratus tujuh puluh hingga dua ratus lima puluh ribu.

Dengan selisih sebesar itu, EV tampil sangat meyakinkan dan memenangkan ronde kedua dengan dominasi penuh.

Ronde 3: Perawatan dan Pajak Tahunan

LCGC yang menggunakan mesin bensin memiliki banyak komponen yang perlu diperhatikan seperti oli mesin, filter, busi, coolant, hingga sistem transmisi.

Semua itu membutuhkan biaya perawatan berkala yang tidak bisa dihindari. EV menawarkan pengalaman berbeda. Tanpa mesin pembakaran internal, mobil listrik memiliki jauh lebih sedikit komponen bergerak.

Perawatan rutin biasanya hanya meliputi cek ban, minyak rem, coolant khusus baterai, dan filter kabin.

Pajak tahunannya pun membuat EV unggul telak. Pemerintah memberikan tarif pajak yang jauh lebih rendah dibandingkan mobil bensin untuk mendorong penggunaan kendaraan listrik, dan selisihnya bisa mencapai jutaan rupiah setiap tahun.

Ronde ini kembali jatuh ke EV karena perawatannya lebih sederhana dan pajaknya jauh lebih ringan.

Ronde 4: Kepraktisan dan Pengalaman Berkendara

Untuk kegiatan harian di dalam kota, mobil listrik memberikan sensasi berkendara yang menyenangkan.

Torsi instan membuat akselerasi terasa lincah, suara kabin lebih senyap, dan fitur modern seperti layar digital serta voice command memberikan pengalaman berkendara yang berbeda dari mobil bensin pada umumnya.

Namun, ukuran EV murah biasanya kecil, kapasitas penumpangnya terbatas, dan bagasinya tidak sebesar LCGC.

LCGC di sisi lain tetap menjadi favorit keluarga. Kapasitas lima hingga tujuh orang membuatnya fleksibel dipakai ke mana saja.

Untuk perjalanan jauh, mobil bensin masih unggul karena pengisian bahan bakar bisa dilakukan di SPBU mana pun dalam hitungan menit. Sementara EV masih menghadapi kendala jarak tempuh sekitar dua ratus hingga tiga ratus kilometer dan jaringan SPKLU yang belum merata.

Ronde ini berakhir imbang karena kepraktisan sangat bergantung pada kebutuhan pengguna. EV unggul untuk pemakaian harian dalam kota, sementara LCGC lebih tangguh untuk perjalanan luar kota atau kebutuhan keluarga besar.

Ronde 5: Nilai Jual Kembali dan Umur Baterai

Ronda terakhir dari mobil listrik murah vs LCGC, di pasar mobil bekas, LCGC sudah sangat stabil. Permintaannya tinggi, peminatnya banyak, dan depresiasinya cenderung rendah. Ini membuat LCGC menjadi salah satu mobil dengan nilai jual kembali paling aman di Indonesia.

EV masih berada di fase transisi. Kekhawatiran banyak pembeli terletak pada baterai. Meski begitu, produsen kini menghadirkan garansi yang sangat panjang bahkan hingga delapan tahun atau lebih, untuk memastikan konsumen merasa aman.

Baca juga: Duel Panas EV! BYD Atto 1 VS Wuling Binguo

Namun, pasar mobil listrik bekas masih membutuhkan waktu untuk benar-benar matang, sehingga depresiasinya masih lebih tinggi dibanding LCGC. Dalam ronde ini, LCGC tetap unggul.

Match: Jadi Siapa yang Benar-Benar Paling Pas Buat Kamu?

Kalau melihat semua ronde, pilihannya kembali ke gaya hidup masing-masing.

Mobil listrik cocok untuk kamu yang aktivitasnya banyak di dalam kota, ingin biaya operasional semurah mungkin, dan punya akses untuk charging di rumah. Pengalaman berkendaranya juga lebih modern, lebih senyap, dan lebih nyaman.

Tapi kalau kamu butuh mobil yang bisa diajak ke mana saja, sering bepergian jauh, memerlukan kapasitas lima sampai tujuh penumpang, dan mempertimbangkan nilai jual kembali yang kuat, LCGC masih menjadi pilihan paling aman.

Pada akhirnya, pertanyaannya bukan “mana yang lebih bagus,” tapi “mana yang lebih cocok buat rutinitasmu.”

Baca juga: 5 Rekomendasi Mobil Bekas 10 Jutaan!

Mobil terbaik adalah mobil yang match dengan kebutuhanmu, bukan sekadar yang paling baru atau paling trendi.

Kalau, Sobat GMob lagi cari kendaraan bekas berkualitas dan cocok untuk dijual lagi,grosirmobil.idjawabannya!

Dengan kualitas yang terjamin, transparansi informasi, dan harga yang kompetitif, GrosirMobil.id adalah tempat terbaik untuk mencari mobil bekas yang sesuai dengan kebutuhan Anda.

Registrasi gratis sekarang di www.grosirmobil.id dan gunakan kode referral DBC4 untuk mendapatkan promo menarik yang menunggu kamu.

FAQ Mobil Listrik Murah VS LCGC

Apa benar mobil listrik lebih hemat dibanding LCGC untuk pemakaian harian?

Iya, untuk pemakaian sehari-hari mobil listrik jauh lebih hemat. Biaya listrik per kilometer bisa tiga sampai empat kali lebih murah dibanding biaya bensin pada LCGC. Kalau jarak tempuh harian kamu tinggi, penghematan mobil listrik terasa banget.

Bagaimana biaya perawatan mobil listrik dibandingkan LCGC?

Mobil listrik punya perawatan yang jauh lebih sederhana karena tidak memakai mesin pembakaran. Tidak ada oli mesin, tidak ada busi, dan tidak ada komponen yang rumit seperti gearbox konvensional. LCGC tetap butuh perawatan rutin yang lebih banyak, meski masih tergolong murah.

Apakah baterai mobil listrik cepat rusak?

Baterai EV modern dibuat untuk bertahan lama. Sebagian besar produsen memberi garansi antara 8 sampai 10 tahun. Jadi selama penggunaan normal, usia baterai bukan hal yang perlu ditakutkan. Namun memang pasar mobil listrik bekas masih berkembang, sehingga persepsi konsumen akan meningkat seiring waktu.

Mana yang lebih cocok untuk perjalanan jauh: mobil listrik atau LCGC?

Untuk perjalanan jauh, LCGC masih lebih unggul karena bensin mudah dicari dan waktu pengisiannya cepat. Mobil listrik entry-level punya jarak tempuh sekitar 200–300 km dan perlu infrastruktur SPKLU yang belum merata. Jadi untuk mudik atau luar kota, LCGC lebih fleksibel.

Apakah harga jual kembali mobil listrik sudah stabil?

Saat ini belum sepenuhnya stabil. LCGC memiliki pasar yang kuat dan depresiasi rendah, sementara EV masih dalam tahap adaptasi. Seiring teknologi dan infrastruktur berkembang, nilai jual EV diprediksi akan membaik.

Apa syarat ideal agar mobil listrik cocok dipakai?

Kamu sebaiknya punya akses charging di rumah atau kantor, mayoritas perjalanan dilakukan di dalam kota, dan tidak terlalu sering bepergian jauh. Kalau semua itu cocok, mobil listrik bisa jadi kendaraan harian paling hemat.

Apakah sekarang sudah waktunya pindah ke mobil listrik?

Kalau kebutuhan kamu dominan di dalam kota dan ingin biaya operasional termurah, iya, ini waktu yang tepat. Tapi kalau mobil kamu sering dipakai jarak jauh atau untuk membawa banyak orang, LCGC masih pilihan paling aman.

0 Shares:
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You May Also Like